Apa itu Tier pada Data Center?
Tier merupakan spesifikasi yang menandakan tingkatan teknologi dan sistem keamanan data center. Pembagian tier ini dimulai pada tahun 1990-an. Tier sangat berguna sebagai panduan untuk membandingkan performa dan kualitas antara data center satu dan data center yang lainnya. Makin tinggi tingkatan tier, artinya kualitas data center tersebut makin bagus dan memiliki harga yang cukup tinggi.
Apa saja Tingkatan Tier pada Data Center?
Ada empat tingkatan tier berdasarkan Telecommunication Industry Association (TIA) 942. Berikut penjelasan lengkap mengenai masing-masing klasifikasi tier sebagai panduan Anda dalam memilih data center.
1. Tier 1 (Basic Site Infrastructure)
Tier pertama merupakan tingkatan data center yang paling dasar. Setiap server dalam data center hanya memiliki satu uplink atau jalur distribusi non-redundant yang bertugas untuk melayani peralatan IT. Biasanya, tier pertama digunakan oleh perusahaan yang telah memiliki data center-nya sendiri.
Tier ini hanya mampu melayani kegiatan operasional selama jam kerja bisnis dan sudah memiliki UPS sebagai sarana backup-nya. Tingkat uptime-nya mencapai 99,671% per tahunnya dan mampu menoleransi gangguan maksimal dalam 28 jam.
2. Tier 2 (Redundant Site Infrastructure Capacity Components)
Spesifikasi data center tier kedua hampir mirip seperti tier pertama. Perbedaannya terletak pada komponen redundant yang terdapat pada tier kedua sehingga data center telah memiliki sumber daya cadangan. Perusahaan yang ingin menggunakan data center tier kedua harus memiliki generator set (genset), raised floor sebagai pendingin, UPS, penyimpanan energi, dan peredam panas.
Data center tier kedua memiliki tingkat uptime sebanyak 99,741% per tahunnya dan memiliki toleransi gangguan maksimal hanya 22 jam. Apabila terjadi gangguan, Anda harus melakukan proses shutdown pada data center tier kedua sampai selesai.
3. Tier 3 (Concurrently Maintainable Site Infrastructure)
Tier ketiga merupakan versi lanjutan dari data center tier kedua dengan tambahan fitur seperti peralatan dual power dan jumlah uplink lebih dari satu. Anda harus menyediakan lebih dari satu sumber daya listrik dan jaringan internet yang lancar sehingga tidak perlu melakukan shutdown ketika terjadi maintenance. Ada pun tingkat uptime-nya sebesar 99,982% dan hanya memiliki toleransi gangguan selama 1,5 jam per tahunnya.
4. Tier 4 (Fault Tolerant Site Infrastructure)
Terakhir, ada tier keempat yang merupakan klasifikasi data center tertinggi. Tier keempat bersifat fault-tolerant sehingga memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi. Data center tier keempat dipantau selama 24 jam secara otomatis sehingga aman dari gangguan teknis maupun non-teknis. Tingkat uptime tier keempat hampir sempurna, yaitu 99,995% dengan toleransi downtime hanya berkisar 30 menit per tahunnya.